Langsung ke konten utama

Prosedur Pengendalian Mutu di Industri Garmen

Untuk memenuhi produk yang bermutu tinggi, maka di samping harus sesuai dengan standar yang diminta oleh konsumen (buyer), pembeli, pemakai atau pelanggan maka di sisi lain adalah faktor kepuasan pemakai. Kepuasan pemakai/pelanggan adalah menjadi perhatian dari mutu (quality) produk, karena selama produk tersebut diproses dan dalam kondisi di bawah proses pengendalian (control) maka selama produksi tersebut berjalan, produk tersebut telah sesuai dengan apa yang menjadi keinginan/harapan pelanggan (buyer).

Pada proses produksi garmen/pakaian, setiap tahapan proses dilaksanakan pengendalian mutu dari pihak quality control. Secara teknis, pengendalian mutu di industri garmen terdiri atas bagian-bagian berikut ini.

  1. Quality Control (QC) pada Bahan Baku/Kain (Fabric)
    Pengendalian mutu dilakukan untuk mengetahui/mengecek kualitas bahan baku (kain) yang akan diproses pada bagian pemotongan/cutting. Pengecekan pada bahan baku (kain) meliputi :
    • Konstruksi kain
    • Lebar kain
    • Cacat kain
    • Kemiringan benang
    • Panjang kain
    • Shedding kain
    Tujuan dari pengendalian mutu pada bahan baku terutama kain adalah untuk mengetahui kualitas bahan yang berada dalam batas-batas toleransi yang diberikan pembeli atau pemesan (buyer), sebelum diproses menjadi produk massal.
    Adapun urutan prosedur pemeriksaan bahan baku adalah sebagai berikut :
    • Periksa total panjang kain dan tentukan panjang kain yang akan diperiksa sesuai dengan ketentuan sample pemeriksaan
    • Pilih gulungan kain atau rol kain yang akan dijadikan sample pemeriksaan
    • Periksa dan ukuran lebar kain
    • Periksa dan rasakan “handling” kain (apakah telah sesuai dengan standar yang ditentukan)
    • Periksa tetal lusi dan tetal pakan pada kain
    • Catat seluruh kerusakan kain pada lembar kertas pemeriksaan
    • Apabila ditemukan cacat kain lebih dari 3 (tiga) point pada satu tempat tertentu, berikan tanda dengan label tag-pin
    • Standar point untuk panjang kain adalah 48-55 Yards, dengan grade :
      • Grade A, tanpa cacat sepanjang gulungan kain
      • Grade B, cacat dengan total point ≤ 30
      • Grade C, cacat dengan total point > 30

  2. Quality Control (QC) pada Sample (Sample Inspection)
    Sample
    merupakan contoh dari pihak pembeli (buyer) yang dibuat oleh perusahaan berdasarkan contoh dari pihak pembeli. Tujuan adanya pemeriksaan sample adalah agar seluruh sample yang dibuat oleh perusahaan bebas dari cacat, kerusakan, penyimpangan/ketidaksesuaian baik model, mutu jahitan/finishing, ukuran, warna, dan lain sebagainya. Mutu produk adalah kesesuaian ciri dan karakter produk yang dibuat, dengan ciri dan karakter produk yang diminta, dan kemampuan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam kondisi tertentu.
    Adapun urutan prosedur pemeriksaan sample adalah sebagai berikut :
    • Petugas bagian quality control akan menerima sample dan lembar pemeriksaan sample dari petugas bagian sample.
    • Lembar rencana kerja (work-sheet) dan contoh produk garmen yang akan di produksi dibuat oleh petugas bagian sample dan merchandiser untuk diserahkan ke bagian quality control.
    • Petugas quality control akan memeriksa dan memberi komentar atau koreksi terhadap sample pada lembar pemeriksaan dan menyerahkan kembali kepada merchandiser.
    • Merchandiser mempelajari catatan quality control dan memutuskan untuk dikirim ke bagian produksi atau ditolak dan dikembalikan kepada bagian pembuatan sample untuk dibuat ulang.
    • Jika sample ditolak oleh merchandiser, maka sample akan dikembalikan ke bagian pembuatan sample untuk diperbaiki atau dibuat ulang sesuai dengan mutu sample yang dikehendaki oleh pembeli (buyer).
    • Jika sample diterima oleh merchandiser, maka sample tersebut akan dikirim oleh merchandiser ke pihak pembeli untuk mendapatkan persetujuan sesuai dengan permintaan (approval sample).
    • Petugas quality control akan menerima salinan laporan pemeriksaan sample dari merchandiser.
    • Sample yang telah disetujui oleh pihak pembeli/buyer (approval sample) dikembalikan ke bagian produksi untuk diproduksi secara massal.

  3. Quality Control (QC) pada Pemotongan/Cutting
    Pengendalian mutu pada pemotongan meliputi :
    • Gelaran kain
    • Arah benang (lusi/pakan)
    • Konstruksi pola marker
    • Shedding
    • Toleransi ukuran
    • Hasil pemotongan/cutting
    Adapun urutan prosedur pemeriksaan pada pemotongan adalah sebagai berikut :
    • Periksa lembar kain bagian atas sampai pada lembar kain bagian bawah dengan posisi kertas marka.
    • Periksa dan cocokkan komponen pola dengan komponen pola yang terdapat pada kertas marka (apakah komponen pola sudah lengkap atau belum). Petugas quality control harus mencatat semua temuan pada lembar laporan pemeriksaan.
    • Periksa apakah terdapat kesalahan pemotongan pada setiap garis komponen pola ataukah tidak.
    • Cek interlining dengan pola (apabila komponen garmen/pakaian menggunakan interlining dan bordir).
    • Kesalahan potong pada bagian yang seharusnya dipotong ulang pada kain cadangan, dilakukan pencatatan dan pemotongan ulang.

  4. Quality Control (QC) pada Penjahitan/Sewing
    Pengendalian mutu pada proses penjahitan meliputi :
    • Jumlah komponen pakaian
    • Jumlah setikan per inchi
    • Warna benang
    • Hasil jahitan (tidak mengkeret/puckering)
    • Aksesories
    • Mean label
    • Ukuran sesuai dengan standar (berdasarkan worksheet)
    Adapun urutan prosedur pemeriksaan pada proses penjahitan adalah :
    • Bekerja sesuai dengan pedoman produksi (worksheet)
    • Mengikuti proses sesuai dengan layout
    • Periksa hasil pemotongan per komponen sesuai dengan sample dan toleransi
    • Memeriksa jumlah setikan dalam 1 inchi (stitch/inchi)
    • Periksa hasil jahitan dan ukuran tiap tahapan proses
    • Periksa hasil jadi sesuai dengan worksheet
    • Periksa hasil jadi setelah dilakukan trimming
    • Semua data dicatat pada blangko yang sudah disediakan

  5. Quality Control (QC) pada Finishing
    Pengendalian mutu pada proses finishing meliputi :
    • Seterika/ironing
    • Pengecekan hasil pakaian setelah diseterika
    • Pengelompokkan pakaian
    • Packing sesuai dengan worksheet
    Adapun urutan prosedur pemeriksaan pada proses finishing adalah :
    • Terima pakaian jadi dari bagian penjahitan/sewing
    • Cek style, jahitan dan ukuran
    • Cek hasil seterika (apabila ditemukan cacat maka pakaian ditransfer ke bagian packing untuk diperbaiki).
    • Memisahkan antara cacat minor dan cacat mayor
    • Mencatat hasil cacat minor dan cacat mayor untuk dimasukkan pada Grade, untuk kemudian dipertanggungjawabkan jumlah pakaian yang diterima, untuk diketahui oleh pimpinan.
    • Cek packing sesuai dengan worksheet

  6. Quality Control Akhir (Final Inspection)
    Pengendalian mutu akhir dilakukan dengan cara membongkar beberapa karton/box dan mengambil beberapa pakaian yang sudah di polybag atau dikemas untuk dicek bagian-bagian kualitas mutu produk tersebut. Pengecekan akhir meliputi :
    • Styling atau penampilan pakaian
    • Jahitan dan ukuran
    • Measurement atau mengukur pakaian
    • Memberi catatan atau komentar sesuai standar yang ditetapkan (worksheet) pada blangko yang telah disiapkan
    1. Tujuan Pengendalian Mutu Akhir
      • Bagian quality control dapat mengevaluasi hasil pekerjaan secara keseluruhan.
      • Memberikan informasi/catatan/record kepada manajemen yang berkaitan dengan mutu garmen yang akan dikirim kepada pihak pembeli/buyer.
      • Kesempatan terakhir bagi manajemen untuk menemukan masalah sebelum barang dikirim ke pihak pembeli.
      Manfaat Pengendalian Mutu Akhir
      • Mengetahui tindakan seperlunya atas suatu produk garmen yang diterima atau ditolak pihak pembeli, sehingga produk tersebut dapat diterima secara baik oleh pembeli/buyer.
      • Mengetahui profesionalisme dan kinerja manajemen perusahaan.
      Sistem Pemeriksaan Akhir (Final Inspections)
      • Sistem pemeriksaan akhir dilakukan pada :
        (1) Karton pertama pengepakan (garment packaging)
        (2) 25% karton garmen selesai di-packaging
        (3) 75% karton garmen belum selesai di-packaging
      • Standar pemeriksaan mutu mengikuti acceptable quality level (AQL), yang berarti mutu kualitas yang dapat diterima oleh pembeli.[]

Komentar